- Sensor suhu menurut aplikasi
- Teknologi pengukuran
Teknologi pengukuran
Desain ujung film tipis
ifm menggunakan metode konstruksi dengan rekayasa canggih.Pertama-tama, elemen RTD diikatkan pada carrier film tipis.Hal ini ditujukan untuk mengurangi massa termal kabel listrik.Kemudian, carrier film dan elemen RTD dipasang pada carrier rakitan khusus.Carrier memposisikan elemen RTD ke lokasi yang tepat secara presisi dan memberi beban awal pada RTD dengan gaya yang konstan melalui dinding selubung bagian dalam probe.Dengan demikian, kontak yang langsung dan konstan antara elemen RTD dan selubung terkontrol karena jumlah massa termal yang memisah elemen RTD diminimalisir dari media proses.Hasilnya - respons menjadi cepat dan dapat berulang!
RTD dan instrumen suhu pada umumnya memiliki elemen pendeteksian yang dimasukkan ke ujung tabung selubung.Elemen yang dimasukkan ini berfungsi seperti isolator yang memperlambat perpindahan panas ke elemen RTD.Biasanya, lokasi elemen RTD tidak dikontrol, tapi cukup diturunkan melalui kawat kabelnya ke dalam selubung dan kemudian dilem.Kedua faktor ini bisa menyebabkan keseragaman, kemampuan pengulangan, dan waktu respons yang buruk.
Instrumen ifm yang menggunakan ujung film tipis di antaranya adalah rangkaian TN, TR, TA, TK, TV, TT, dan TM.
Ujung dengan pengikatan logam
Desain ifm ini menggunakan proses revolusioner yang mengikatkan elemen RTD langsung pada dinding bagian dalam ujung probe yang dilapisi tembaga.Dengan demikian, ini akan menghasilkan massa termal yang sangat rendah dengan ikatan logam yang langsung untuk transfer panas secara optimal. Teknologi pengikatan logam menghilangkan penggunaan semua komponen polymer sehingga sensor dapat digunakan pada suhu yang lebih tinggi. Selain itu, konstruksi ujung ini menawarkan kecepatan respons dua kali lebih cepat daripada desain film tipis kami yang sudah cepat.
Gambar di bawah memperlihatkan perbedaan waktu respons antara konstruksi film tipis dan konstruksi pengikatan logam.
Konstruksi pengikatan logam cocok untuk:
- Proses pasteurisasi UHT (Ultra High Temperature)
- Proses pasteurisasi HTST (High Temperature Short Time)
- Pengukuran SIP (Steam-in-Place)
- Proses kontinu yang memerlukan kecepatan respons yang cepat dan pengukuran suhu yang kritis
Rangkaian produk instrumen TA2 dari ifm untuk aplikasi Makanan dan Minuman / Saniter menggunakan konstruksi ujung dengan pengikatan logam.
Ujung dengan elemen ganda dengan kemampuan verifikasi otomatis
Desain rangkaian produk instrumenTCC terdiri dari dua elemen pendeteksi yang bisa mendeteksi sendiri dan mengirim peringatan jika terjadi deviasi sinyal.Elemen PTC (Positive Temperature Coefficient) meningkatkan resistansinya dengan meningkatnya suhu.Elemen NTC (Negative Temperature Coefficient) mengurangi resistansinya dengan meningkatnya suhu.
Karena PTC dan NTC merespons perubahan suhu dalam arah yang berlawanan, mikroprosesor harus dapat mengukur perbedaan antara kedua elemen dan memberi peringatan kepada pengguna akan potensi penurunan akurasi.
Teknologi non-kontak inframerah
Instrumen suhu inframerah, terkadang disebut pyrometer, mendeteksi jumlah radiasi inframerah (IR) yang dipancarkan dari objek.Sebuah lensa akan memfokuskan radiasi inframerah tersebut ke detektor yang kemudian mengubah energi menjadi sinyal elektronik.Teknologi ini memungkinkan pengukuran suhu dari jauh tanpa perlu kontak dengan objek.
Semua objek dengan suhu di atas -273°C(0 K) memancarkan beberapa level energi inframerah. Kemampuan objek untuk memancarkan energi ini disebut dengan emisivitas (ε).Banyak faktor memengaruhi emisivitas objek, termasuk material dan lapisan permukaan.Logam yang dipoles memiliki emisivitas yang jauh lebih rendah dibandingkan logam yang sama dengan permukaan kasar.Informasi emisivitas dapat ditemukan melalui internet, buku teks, dsb, tapi nilai dalam prakteknya berbeda-beda terkait area sekitar target, bentuk, dan faktor lainnya.Tabel ini memperlihatkan beberapa contoh:
Emisivitasε
Material | [%] | Material | [%] |
---|---|---|---|
Bodi berwarna hitam | 100 | Kaca | 85...95 |
Grafit | 98 | Besi oksida | 85...89 |
Kulit, manusia | 98 | Enamel | 84...88 |
Oven pemanggang | 96 | Plester | 80...90 |
Bitumen (karton atap) | 96 | Kayu | 80...90 |
Air | 92...98 | Tekstil | 75...88 |
Aspal | 90...98 | Radiator | 80...85 |
Kompor meja | 95 | Tembaga, teroksidasi | 78 |
Marmer | 94 | Chamotte | 75 |
Karet, hitam | 94 | Alumina | 76 |
Batu bata | 93...96 | Kulit | 75...80 |
Tanah | 92...96 | Batu bata klinker, mengkilap | 75 |
Cat dan pernis, buram | 96 | Kertas | 70...94 |
Cat dan pernis, mengkilap | 92 | Baja, merah teroksidasi | 69 |
Plester kapur | 91 | Plastik, buram | 65...95 |
Pasir | 90 | Beton | 55...65 |
Semen | 90 | Kuningan, teroksidasi | 56...64 |
Roti di oven | 88 | Baja, anti-karat | 45 |
Pyrometer IR cocok untuk:
- Mendeteksi keberadaan objek sangat panas (hingga 4500 °F)
- Mengukur suhu objek yang serupa (diperlukan faktor emisivitas untuk mempercepat pengukuran)
- Penggunaan industri yang memproduksi aspal, pengolahan baja, pabrik kaca, dan sebagainya.
ifm menawarkan sensor suhu inframerah dalam seri TW.